Yumna sibuk dengan beberapa pegawainya. Siang ini pengunjung selalu ramai di saat waktu makan siang.
“Trima kasih jangan bosan datang di cafe kami” yumna sambil tersenyum melihat pelanggannya
“Nuna sepertinya persediaan daging mulai menipis” lapor seorang pria yang di tag namenya bernama le sehun.
“Apa tidak cukup sampai malam?” Tanya yumna.
“Sepertinya tidak nuna mengingat hari ini adalah hari sabtu. Dan biasanya pengunjung akan ramai di malam minggu” ucap sehun masi setia berdiri di samping yumna.
“Baiklah aku akan memberi tau kepada paman untuk mengirim dagingnya lebih awal. Terima kasih sehun. Kau boleh kembali bekerja. Oh ya jangan lewatkan makan siang mu” yumna sambil berjalan menuju ruangannya
“Aku pulang” teriak yumna sambil melepas sepatu flatnya
“Apa cafemu sangat ramai hinggah pulang selarut ini?” Tegur sang ibu kim yuri yang duduk di sofa sambil melirik sang putri yang kendekat.
Yumna duduk di samping ibunya merebahkan kepalanya ke pundak sang ibu.
“Iya bu. Ibu taukan jika malam minggu tingkat pengunjung akan sangat ramai dari biasa” sambil mengusap tangan sang ibu.
“Kurasa kau harus mencari seseorang untuk menafkahi mu. Agar kau tak usah sekeras ini” ucap sang ibu menggenggam tangan yumna.
“Ibu ada atau pun tidak ada yang kenafkahi ku aku tidak akan meninggalkan cafe ku bu” yumna menegakkan tubuhnya menoleh ke samg ibu lalu tersenyum.
“Apa kau mau jika ibu mengenalkan mu dengan seorang pria?” Tanya sang ibu dengan ragu.
“Kenapa buru.buru bu? Hey aku masi muda bu umur ku masi 23 tahun” sambil tersenyum tipis ke arah sang ibu. Lalu beranjak dari sofa menuju kamarnya.
Sebelum pintu benar.benar tertutup sang ibu berucap
“Dia akan berkunjung besok. Ku harap kau bisa meluangkan waktu sedikit untuknya. Berkenalan lah saja dulu. Jika kalian merasa tidak cocok kalian tidak usah melanjudkannya” kim yuri sambil tersenyum lembut menapat sang putri
-yumna
Malam ini aku tidak bisa tidur dengan apa yang di ucapkan ibu. Apa aku harus melakukannya sekali lagi?
Yah aku masih takut memberi atau membuka hati ku kepada pria. Kejadian 2 tahun lalu masi sangat jelas di ingatan ku.
“Kurasa aku hanya perlu bertemu dengannya saja. Yah yang di katakan ibu juga tidak buruk. Oke akan ku coba”
….
“Selamat pagi eonni” sapa keira salah satu pegawai yang ku percaya. Keira dan sehun. Mereka berdua adalah kariawan yang aku percaya. Mereka yang telah membantu ku memulai bisnisnya dan mendukung ku hingga sekarang cafe kami memiliki banyak pelanggan
“Selamat pagi ra” ucapku singkat dan di ikuti dengan senyum hangat.
Aku memulai semua pekerjaan mulai dari mambantu keira membersihkan meja dan kursi hinggah cafe di buka. Yah aku dan kariawan kuu sangat dekat. Aku tak mengisinkan mereka memanggil dengan sebutan ibu. Atau ap lah. Aku lebihnyaman di panggil dengan sebutan eonni atau nuna. Mereka bukan hanya kariawan kuu mereka adalah keluarga untuk ku.
Aku sibuk dengan beberapa laporan pengeluaran minggu ini hunggah suara ketukan menghentikan pekerjaan ku. Setelah aku mengangguk baru ia muncul dari balik pintu kaca yang membatasi kami
“Nuna ada seorang pria yang ingin bertemu dengan nunu” ucap sehun sambil melihat keluar. Aku mengikuti mata sehun menatap seorang lelaki yang memakai kemeja warna hitam yang duduk di dekat jendela membelakangi ku.
Aku mengangguk dan sehun kembali ke aktivitasnya. Aku berjalan keluar dari ruangan ku denga perasaan yang lumayan deg.deg menghampiri pria itu. Hinggaj aku berada tepat di depannya.
Kurasa dia belum menyadari kehadiran ku
“Khhmmmm. Hy” ucap ku agak gugup
Ia menoleh ke arahku dan segera berdiri “hy. Aku park jimin” sambil menyodorkan tangannya kepada ku untuk bersalaman”
“Aku kim yumna. Silahkan duduk. Mau ku buatkan apa?” Ucapku sambil tersenyum tipis ke padanya.
“Apa saja yang tidak merepotkan mu. Air putih pun tidak masalah” ucapnya tersenyum. Yah senyumannya membuat kedua matanya menghilang. Wajahnya sangat imut. Astaga apa yang ku fikirkan.
“Hmmm baiklah. Tunggu sebentar akan ku bawakan sesuatu yang tidak merepotkan ku. Hehe” ucapku sambil tertawa ringan
Aku membuatkannya moccacino. Seperti biasa yang di pesan para pria di cafe ku. Ku rasa dia juga sama akan menyukainya. Dan sebuah cake.dan untukku segelas jus strawberry
“Silahkan di nikmati park jimin” sambil aku meletakkan minuman dan makanan kami.
“Panggil saja jimin. Aku mendengar banyak cerita tentang muu dari ibu ku. Ku rasa yang di katakan ibu benar” ucapnya sambil menyeruput moccacino yang ku buatkan
“Memangnya apa yang di ceritakan ibumu tentang ku. Oh apa ibumu mengenal ku? Maafkan aku” Tanyaku. Sunggu aku tak tau dia ank teman ibu yang mana. Ah astaga aku memang selalu seperti ini tak mau mendengarkan ucapan ibu jika membahas seorang pria.
“Banyak. Dia menceritakan banyak hal tengang muu. Aku ank dari park mina. Ah tidak masalah kau pasti sangat sibuk hinggah tidak sempat bercerita dengan ibumu. Apa kau yang membuat cake ini? Yanya nya
Sungguh aku sangat malu sekarang apa dia sedang menyinggung ku???
” haha. Aku terkadang pulang saat ibuku akan segera beranjak tidur. Dan pergi di pagi hari untuk membuka cafe ku. Ia aku yang membuatnya. Apa rasanya tidak enak?” Ucapku sedikit khawatir
“Ah lupakan kau bisa mendengar ceritaku dari ku kan. Tidak apa.apa kita bisa lakukan secara perlahan. Tidak ini sangat enak” ucapnya menghabiskan cake yang ku berikan.
Aku hanya tersenyum menanggapinya.
“Apa kau sangat sibuk hari ini?” Tanya jimin kepadaku. Ah kurasa dia akan mengajakku berjalan.jalan
“Masih ada beberapa hal yang harus ku selesaikan” ucapku jujur. Sebenarnya dia menarik. Senyumnya dia pria yang imut. Ah kurasa ibu benar. Mungkin sekali lagi akan ku ingatkan diri kuu untuk mengikuti perkataan ibu.
“Baiklah akan ku tunggu. Silahkan selesaikan pekerjaan mu dulu” ucapnya dan dia tersenyum lagi. Astaga sungguh apa aku langsung menyukai senyumnya yang baru ku lihat beberapa menit yang lalu.
” ah ya. Jika kau bosan kau bisa berkeliling atau masuk ke ruangan kuu” tawarku kepadanya.
Aku duduk di bangku taman bersama dengan jimin.
“Apa aku bisa memanggilmu dengan sebutan yumna? Atau sayang?” Ucapnya yang menatapku sambil terkekeh.
“Hahaha. Selerah humor muu ternyata baik juga. Yah kau isa memanggilku yumna” ucapku.
Yumna kau tidak akan jatuh cinta secepat itu kan. Sungguh seyumnnya membuatkuu lupa diri
“Ok yumna yah. Kapan kau membuka cafe mu? Kurasa tahun lalu di sana masi berdiri toko kosong yang tak ada yang menempatinya?” Yanyanya sambil menatapku. Sungguh ini seperti aku sedang di interviu.
“Cafe ku baru 6 bulan. Aku menyewa tempat itu” jawabku. Tunggu aku belum mengetahui pekerjaannya.
“Pantas saja karana sebelum aku meninggalkan tempat ini. Aku sempat ke daerah itu dan masii terlihat ruko kosong. Wah kau hebat yumna. Cafe mu baru 6 bulan buka dan pengunjungnya lumayan banyak unk kisaran cafe yang baru buka di daerah pinggir kota seperti itu” ucapnya melebih.lebihkan
“Itu berkat karyawan kuu yang memiliki ide.ide yang hebat” yah benar ini berkat mereka yang sangat bersemangat mengembangkan ide.ide yang hebat.
“Jangan membicarakan cafe ku terus. Aku sangat.sangat tersanjung dengan ucapan muu. Sepertinya aku akan terbang jika sekali lagi kau memuji ku” ucapku sambil terkekeh
“Hahaha jadi apa yang ingin kau tau dari ku?? Aku seorang pegawai kantor di NOHANT grub. Kau tau kan?” Tanyanya
“Wah kau salah satu pegawai di NOHANT? Aku suka memakai pakaian dari nohatn. Dan kau pasti tau jika yang ku pakai adalah ah sudahlah. Aku terkejut” ucapku menutup mulut dengan tatapan memuja. Pantas saja caranya berpakaian sangan elegan
“Ah kau berlebihan yumna. Aku desainer di nohant. Syukurlah ternyatan kau salah satu menggemar hasil desain ku” ah dia tersenyum lagi.-